Cegah Stunting, Aliong Mus: Banyak Keluarga di Taliabu Belum Miliki Kesadaran

Transtimur.com — Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau Taliabu, melalui Dinas Kesehatan melakukan advokasi dan koordinasi pelibatan stakeholder dalam penanganan stunting di kabupaten pulau taliabu

Kegiatan yang berlangsung di gedung serba guna kantor Bupati Pulau Taliabu, Rabu (18/08/2021) itu dihadiri oleh Bupati Pulau Taliabu, Aliong Mus dan Wakil Bupati Ramli, Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Maluku utara, dan sejumlah Pimpinan OPD, dan unsur pemerintah Desa. kegiatan tersebut juga sekaligus mengukuhkan Hj. Zahra Yolanda Mus sebagai Duta Cegah Stunting SGO NGKA Pulau Taliabu

Pada awal sambutannya, Aliong Mus sempat menyemprot pihak Pemerintah Provinsi Maluku Utara, dengan mengatakan Taliabu juga merupakan bagian dari provinsi maluku utara. Namun, semenjak dirinya menjabat sebagai bupati selama dua periode, Taliabu sangat minim perhatian dari Pemerintah Povinsi

“Pak Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara, nanti sampaikan salam saya ke pak Gubernur, jangan mau kampanye saja baru datang ke Taliabu” cetus Bupati dua periode itu

Aliong Mus dalam sambutannya mengatakan, Prevalensi stunting di Kabupaten Pulau Taliabu masih tinggi. Kabupaten Pulau Taliabu termasuk dalam Kabupaten/Kota Prioritas Nasional dalam upaya pencegahan stunting. Prevalensi stunting di Maluku Utara berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 yaitu 31.4% kasus dan di Kabupaten Pulau Taliabu berdasarkan data dari Seksi KIA/GIZI Dinas Kesehatan pada tahun 2020 sebesar 82 kasus sedangkan pada tahun 2021 dari bulan januari s/d juli sebesar 35 kasus.

“Untuk itu, sedang dilakukan perencanaan untuk menetapkan lokasi focus intervensi stunting terintegrasi tahun 2022. Lokasi focus ditetapkan pada 10 Desa dengan prevalensi stunting tinggi” ujar Aliong dalam sambutannya

Aliong juga memberikan apresiasi atas upaya yang telah dilakukan oleh Dinas kesehatan, Dinas PMD, Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, BAPPEDA dalam upaya  penanggulangan stunting, dirinya juga meminta kepada semua pihak agar bersedia untuk berkomitmen dan bersepakat atas penurunan angka prevalensi stunting di Kebupaten Pulau Taliabu.

Lebih lanjut Aliong memaparkan, Indonesia, banyak faktor yang menjadi penyebab masalah gizi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Masalah gizi secara langsung dipengaruhi oleh faktor konsumsi makanan dan penyakit infeksi. Keduanya merupakan faktor yang saling mempengaruhi. Sedangkan penyebab tidak langsungnya adalah ketersediaan dan pola konsumsi rumah tangga, kesehatan lingkungan dan pola asuh.

“Daya beli yang cukup juga belum bisa mencerminkan kecukupan asupan gizi  anggota  keluarga dalam rumah tangga tanpa pengetahuan terhadap makanan bergizi seimbang” papar Aliong

Sayangnya, masih banyak keluarga di Kabupaten Pulau Taliabu yang belum memiliki kesadaran atas pemenuhan gizi mulai dari ibu hamil, bayi, dan balita serta masih sulitnya akses terhadap layanan kesehatan, pemenuhan gizi serta air bersih dan sanitasi. Inilah yang harus kita atasi bersama dengan sinergitas berbagai sektor yang saya sebutkan sebelumnya. Masing-masing dari kita memiliki peran penting dan harus mengambil bagian sesuai tupoksi kerja dalam penanganan stunting di Kabupaten Pulau Taliabu.

Selain itu, untuk Pemerintah Desa di tekankan agar mengoptimalkan peran Posyandu serta kader Posyadu dan kader Pemberdayaan Masyarakat sebagai garda terdepan untuk menangani stunting mulai dari fasilitas pendukung berupa alat dan kelengkapan dalam Posyandu serta dilakukannya pelatihan kader Posyandu secara paripurna.

“Saya juga mengharapkan kesediaan semua pihak yang hadir disini, untuk dapat saling bekerja sama dalam mengentaskan permasalahan stunting di Kabupaten Pulau Taliabu. Mudah-mudahan dengan adanya kerja sama lintas sektoral, dengan peran masing-masing dapat menurunkan dan menekan pravalensi stunting di Kabupaten Pulau Taliabu serta mencegah kasus stunting baru muncul”

Dilokasi yang sama, Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara, Sarbaim Alkarim, mengatakan bahwa, angka stanting di Taliabu berada pada angka 11 persen, sementara untuk angka kekurangan gizi di Taliabu berada pada angka 14 persen

“Dari angka tersebut baru dua puskesmas yang menginput data itu yakni puskesmas bobong dan puskesmas lede, jika semua puskesmas sudah menginput maka datanya pasti akan berubah”

Pihak Dinas Kesehatan Provinsi Malut juga memberikan sebanyak 5000 dosis vaksin dengan jenis yang berbeda, yakni vaksin sinovac dan astrazeneca, selain vaksin, pihak dinkes malut juga telah menyiapkan alat rapid test antigen

“Untuk alat rapid testnya sendiri kita siapkan sesuai kebutuhan di Kabupaten Pulau Taliabu” singkatnya (uly)

Komentar