Transtimur.com – Pendapatan pedagang pasar tradisional Bobong Ibu Kota Kabupaten Pulau Taliabu menurun hingga 50 persen. Hal itu dipengaruhi oleh Covid-19 serta adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat.
Adanya covid-19 membuat pedagang pasar tradisional di Taliabu mengalami penurunan omzet. Bahkan ada sebagian pedagang yang menutup lapaknya karena Sepinya pembeli
Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh salah seorang pedagang pasar yang enggan untuk namanya di publikasikan saat ditemui Transtimur.com dilokasi pasar, Selasa (28/09/2021) mengatakan, ditengah suasana pandemi Covid-19 ini, omzetnya menurun drastis
Dirinya mengakui, menurunnya pendapatan dari dagangannya juga dikarenakan daya beli masyarakat yang menurun ditengah pandemi covid-19 saat ini
“kami mengalami penurunan pendapatan itu bisa sampai 50%”
Wanita paruh baya yang menjual sayur dan Barito dipasar Bobong itu menambahkan, ditengah pandemi yang melanda saat ini bahkan ada sebagian pedagang pasar yang memilih menutup lapak dagangannya karena menurunnya pendapatan
Ia mengkalkulasikan pendapatannya sebelum adanya pandemi covid-19 dan diberlakukannya pembantasan kegiatan masyarakat, perharinya ia bisa meraup pemasukan dari dagangannya hingga Rp. 1. 000.000. 00 bahkan lebih dari itu
“tapi setelah Pandemi Covid-19 sehari Rp 500.000 saja masih belum tentu, bahkan banyak teman-teman pedagang ada yang tutup karena minimnya pembeli” ujarnya
Selain itu, dirinya juga berharap agar Pemerintah Kabupaten Pulau Taliabu melalui Dinas terkait untuk melakukan penertiban terhadap tarif TKBM yang dinilai mematok tarif bongkar muat terlalu besar
“tarif TKBM dan tarif dari Kapal sama harganya, untuk itu Saya berharap agar pemerintah menertibkan tarif yang di patok TKBM karena menurut saya harga yang di patok sebesar Rp 1000 per koli itu terlalu besar apalagi di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini” harapnya. (uly)
Komentar