Transtimur.com — Pemuda dan nelayan Jambula kembali melakukan demonstrasi depan halaman PT. Pertamina (persero) fuel terminal kota Ternate Provinsi maluku utara.
Aksi yang dilakukan terkait dengan kelangkaan BBM bagi nelayan warga jambula dan mendesak pihak PT. pertamina untuk segera mengurus izin pengoprasian Pertashop di pemerintah Kota Ternate.
Dalam aksinya mengancam boikot pihak PT. Pertamina Ternate jika tuntutan tersebut tidak terakomodir.
Salah satu orator, Fani, menegaskan, bahwa komitmen pada saat aksi jilid I kemarin yaitu mencari solusi segera melaksanakan dan memproses pertashop agar masyarakat pesisir yang ada di objek vital pertamina jambula mengalami kelangkaan BBM khususnya bagi nelayan.
Masyarakat yang hadir saat ini hanya meminta dari pihak pertamina segera merealisasikan distribusi penyaluran BBM bagi nelayan, tak hanya itu, dirinya juga mengingatkan kepada pihak pertamina bahwa itu merupakan janji kemarin agar pertashop segera direalisasikan, cecarnya.
Ia juga kecewa kepada pihak pertamina dan pemerintah kota Ternate yang tak kunjung mengurus kendala perizinan pengoprasian pertashop.
“kemarin kami sempat tanyakan hal tersebut namun dari pihak pertamina mengatakan itu harus ke pemerintah kota karena mereka yang berhak mengeluarkan izin dalam hal ini Dinas PTSP kota Ternate”.
Dirinya pun mendesak agar pihak pertamina dan pemerintah agar segera mencari solusi bersama masyarakat jambula agar mengambil satu kebijakan.
Maka mulai hari ini masyarakat jambula akan memboikot pertamina agar tidak melakukan aktifitas sampai tuntutan dari kami terakomodir, tegas Fani.
Disisi lain Manager PT.pertamina fuel terminal Ternate, Sebedeus Pangandaheng, kepada wartawan dihadapan demonstran, ungkapkan, hal ini saya tanggapi dengan baik
dan akan menyampaikan ke atasan yang berada di jayapura. Lanjutnya, untuk sementara waktu pihaknya belum bisa mengambil keputusan karena masih ada atasan dirinya di jayapura yaitu jendral manager.
Menurutnya, program-program yang di usulkan oleh masyarakat jambula akan saya sampaikan ke atasan kami.
Sebedeus bilang, terkait dengan vendor-vendor yang macet itu tidak ada masalah melainkan informasi yang saya dapatkan pengurusnya sudah pindah entah kemana.
Selain melaporkan tuntutan masyarakat kepada atasnya maka pihaknya juga akan melaporkan hal tersebut ke pemerintah kota Ternate, pungkas dia.
Pihak pertamina sendiri sangat mendukung terkait dengan adanya pertashop namun yang menjadi kendala ada sebagian yang tidak mendukung tak mau bertanda tangan di surat pernyataan persetujuan hadirnya pertshop “dan ini kami juga tidak bisa paksakan tetapi harus dikomunikasin dulu”, bebernya.
Sedangkan tuntutan massa aksi:
- Pemkot Ternate dan Pertamina segera merealisasikan tempat distribusi BBM bagi nelayan di kelurahan Jambula.
- Vendor-vendor Pertamina yang belum memperkerjakan pemuda Jambula segera merekrut tenaga kerja dari pemuda Jambula.
- PT. Pertamina harus lebih memprioritaskan tenaga kerja dari pemuda-pemudi Kelurahan Jambula.
- PT. Pertamina segera merealisasikan program-program CSR yang diajukan oleh pemuda Jambula sejak tahun 2020 yang sampai saat ini tidak ada kejelasan.
- PT. Pertamina segera membatalkan program CSR pelatihan perbengkelan dan listrik yang tidak efektif.
- CSR Pertamina harus lebih memperhatikan pemberdayaan masyarakat dalam bidang perikanan dan pertanian.
(ril)