Transtimur.com — Pemerintah telah menerapkan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masayarakat (PPKM) agar dapat memutus mata rantai pandemi Covid-19. Penerapan PPKM ini berdampak pada proses belajar mengajar.
Seperti SMP I Islam Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara, ditengah PPKM ini, pihak sekolah telah menerapkan metode proses belajar mengajar secara daring. Sedangkan belajar secara luring yakni guru mendatangi siswa di rumah masing-masing.
SMP I Islam kota Ternate di saat penerimaan siswa baru kemudian pengenalan lingkungan sekolah yang kemarin kami laksanakan berjalan sesuai yang di harapkan serta mengawali proses pembelajaran dimana bersamaan dengan penyebaran covid-19, pihaknya lakukan pembelajaran daring,”ungkap, Kepala sekolah SMP I Islam kota Ternate, Wahda S. Umsohi kepada wartawan, senin (2/8/2021).
Dari semua sekolah yang ada di kota Ternate pihaknya mengakui bahwa yang pertama melakukan proses belajar mengajar daring/luring adalah SMP I Islam kota Ternate.
Wahda bilang, teknis sudah di atur oleh bidang kurikulum bahwa setiap harinya ada dua bidang studi yang harus dilaksanakan pembelajaran kemudian ada hari tertentu harus lakukan 3 bidang studi sehingga proses pembelajaran dilakukan senin dan sabtu akhir pekan.
Hal-hal yang berkaitan dengan penugasan kepada siswa akan mengumpulkan tugasnya secara daring, bahkan kalau di butuhkan oleh walikelas maka bisa dikumpulkan secara langsung di sekolah dengan tetap patuhi protokol kesehatan (prokes).
Menurut Wahda, setiap jam proses belajar mengajar bidang studi yang sudah di sepakati bersama dewan guru tidak melakukan kerumunan pihaknya membagi jam belajar dengan 2 bidang studi saja.
“sehingga proses belajar mengajar berjalan sesuai yang diharapkan,”jelasnya.
Kemudian dalam tahapan proses pembelajaran dalam setiap bulan atau perminggu dilakukan evaluasi dan dimulai dari setiap guru mengabsen siswa secara daring tujuanya untuk meningkatkan kemampuan di tingkat pendidikan SMP I Islam pada khususnya pada umumnya kota Ternate dan provinsi maluku utara, ujarnya.
Tak hanya itu pihaknya juga selalu mengontrol dan lakukan komunikasi terhadap orang tua siswa, pungkas dia.
Wahda menambahkan, bagi siswa yang tidak memiliki Handpond (Hp) akan tetap di layani dengan cara guru tersebut mengunjungi siswa rumah siswa namun itu masih dalam PPKM di kota Ternate maka kami juga mengkondisikan hal tersebut.
“kalau memang guru di butuhkan oleh siswa maka guru akan mengunjungi siswa di rumahnya untuk lakukan pembelajaran,”tutupnya. (ril)
Komentar