Transtimur.com — Puluhan Warga Kelurahan Mangga Dua Utara, Kecamatan Kota Ternate Selatan, Kota Ternate, Maluku Utara melakukan aksi demo Lurah Yudianto Yusuf.
Aksi demo yang dilakukan warga setempat bertempat di Kantor Kelurahan Mangga Dua Utara, Senin (2/8/2021). Bahkan kantor Lurah pun sempat dipalang namin tak berselang lama kantor lurah pun dapat dibuka kembali.
Salah seorang Warga RT05 Kelurahan Mangga Dua, Sarmin menjelaskan aksi demo yang kami lakukan tadi terkait dengan penyaluran Bansos yang dilakukan tidak merata, misalnyan dari 14 Rat di Mangga Dua Utara hanya warga RT05 yang tidak mendapat bantuan Bansos
Sarmin bilang, data yang mereka usulkan sudah masuk di kelurahan namun pihak kelurahan menyampaikan bahwa yang berhak menerima Bansos harus sesuai kriteria yang diikuti oleh warga setempat. Ternyata bansos yang disalurkan tidak sesuai kriteria yang dimaksud.
“Ternyata di RT12 penerima bantuan sampai 16 orang kalau mau di lihat itu juga tidak masuk dalam kriteria dan kenapa RT.05 tidak dapat, apakah lurah itu bijaksana,”tanya Sarmin kepada Lurah Yudianto.
Tidak hanya itu, lanjut Sarmin, aksi demo yang kami lakukan tadi juga mendesak Lurah Yudianto agar segera merealisasi insentif 14 RR/Raw yang masih nunggak dua bulan.
Selain itu, Sarmin juga menyinggung soal bantuan Dana Kelurahan (DK) sebesar Rp 350 juta yang bersumber dari APBD Kota Ternate 2019, yang dibelanjakam dengan 3 unit motor kaisar namun Lurah menyimpan 1 unit di Kelurahan Tabam, Ternate Utara dan 1 unif disimpan di Kelurahan Ngade, Ternate Selatan.
“Masa dia (lurah) bilang beli 3 unit motor kaisar padahal 2 unit hadiah dari dinas kebersihan kota Ternate karena disini sering banjir,”ungkap Sarmin.
Selain itu, Lurah Mangga Dua Utara, Yudianto Yusuf, mengatakan bahwa aksi demo warga tadi, mereka menuntut pembayaran dana insentif RT/RW yang ditunggak dua bulan, padahal pencairan dana tersebut agak terlambat
“Saya sudah berikan penjelasan sudah ada di Bank cuman rekening yang belum kami terima sehingga hal tersebut belum di cek,”jelas Lurah Yudianto
Lanjutnya, sebelumnya saya juga sudah komunikasikan melalui pesan WhatsApp (WA) terhadap RT/RW, untuk kumpul di kantor lurah yaitu hari ini senin, untuk membahas dana insentif dengan dana kelurahan (DK) soal pemberdayaan masyarakat tahun 2020 yaitu pengadaan kandang ayam yang berada di kelurahan Bula kecamatan Ternate Barat namun ada kesepakatan dari masyarakat tadi agar
pihak kelurahan kembalikan ke wilayah mangga dua utara kecamatan Ternate selatan beserta uangnya itu yang saya sampaikan tadi mereka (masyarakat).
Lurah bilang, terkait dengan kandang ayam milik masyarakat yang berada di kelurahan Bula pihaknya masih mau rapatkan bersama RT/RW karena harus ada berita acara dan lain-lainya yang harus di siapkan.
Selain itu tuntutan masyarakat ada juga bantuan sosial (Bansos) bahwa ada warga di RT.05 yang namanya tidak terdaftar dan itu pihaknya masih mau lakukan kroscek apakah namanya terdaftar atau tidak.
“baru pak RT.05 memasukan nama mereka saya juga masih mau kroscek namanya terdaftar dan itu di input karena ada validasi kriteria”.
Dirinya juga pernah sampaikan ke warga kalau namanya tidak terdaftar di Dinas Sosial (Dinsos) bisa masukan di program
KK kotaku dan itu pihaknya sudah jelaskan.
Sementara di sisi lain (kabag)Â pemerintahan setda kota Ternate, Ariyandi Arif, kepada transtimur.com, diruang kerjanya, senin (2/8/2021) mengatakan, masalah pemalangan kantor lurah yang di lakukan warga mangga dua utara tadi, pihaknya menunggu keputusan dari walikota Ternate bahkan beliau sendiri di hadapan warga akan memenuhi semua tuntutan mereka.
Tak hanya itu, warga juga meminta agar lurah mangga dua utara di copot dari jabatanya dan itu pihaknya akan mengkaji hasil audit dari Inspektorat kota Ternate, kalau memang itu terbukti ada penyelewengan anggaran maka yang bersangkutan akan di copot mekanismenya begitu, tandasnya.
Tuntutan warga saat demo sebagai berikut:
1.Bansos tidak tersalur secara merata.
2. Transparansi anggaran DK dan DPPK.
3. Bayarkan isentif RT/RW triwulan kedua.
4. Copot lurah mangga dua utara dari jabatanya.
(ril)
Komentar