Ketua Sibualamo Ternate Dan Pengurus Sibualamo Propinsi Kecam Pelecehan Poster AGK

Transtimur.com – Di dampingi Ketua sibualamo kota Ternate, Yusman Dumade, wakil ketua sibualamo Maluku utara (Malut) bidang hukum melaporkan pelaku pelecehan dan perusakan gambar Abdul Gani Kasuba (AGK) di kriminal umum polda malut.

Wakil ketua sibualamo malut bidang hukum, Kader Bubu, saat dikonfirmasi transtimur.com, selasa (11/5/2021) menjelaskan, aksi brutal yang dilakukan oknum pemuda pancasila berdasarkan video yang berdurasi, 1:33 detik, memperlihatkan seorang pria merobek gambar AGK dan tak hanya itu pelaku tersebut juga meludahi gambar yang terpampang lalu membakarnya.

Kader Bubu bilang, pergantian Abd. Gani Kasuba sebagai MPO ke orang lain itu biasa saja dan tidak ada intervensi dari kami selaku anggota organisasi, yang menjadi masalah, beliau kapasitasnya sebagai kiai, gubernur dan pemangku adat sibualamo itu yang pihaknya tidak terima baik, apalagi yang melakukan perbuatan itu adalah oknum pemuda pancasila.

Dirinya juga menjunjung tinggi organisasi karena ia juga faham dan seharusnya dalam perbuatannya harus mengedepankan nilai-nilai pancasila.

Menurutnya, ini bukan perbuatan tunggal yang dilakukan oleh oknum tersebut namun terlihat jelas ada orang yang lakukan perekaman secara sadar dan mengarahkan agar perbuatan ini bertujuan mempermalukan seorang Kiai selaku orang nomor satu di Malut dan pemangku adat.

Tak hanya itu, Kader , meminta kepada teman-teman organisasi untuk menemukan pelaku dan menyampaikan kepada ketua pemuda pancasila Malut agar segera meminta maaf atas insiden ini.

“ultimatum ini kami berikan 1 kali 24 jam pasca kejadian sebab kalau hal itu tidak di indahkan maka pihaknya akan menempuh jalur hukum karena ini merupakan langkah yang tepat agar tidak ada kontak fisik karena dengan hal brutal itu tidak pancasilais”.

seraya ia menambahkan, bahwa kasus tersebut pihaknya akan terus mengawal sampai tuntas karena pelaku saat lakukan perbuatan dengan tersenyum sambil menoleh ke arah kamera, itu terlihat jelas bahwa oknum tersebut masih dalam keadaan sadar.

“kalau ada bias dengan pergantian jabatan di lingkup pemerintahan propinsi pasti dikaitkan dengan kebijakan gubernur dengan meroling jabatan karena roling jabatan itu sudah hal yang biasa sebagai ritual dipemerintahan sebagai rutinitas sebagai penyegaran struktur organisasi di lingkup pemprov”.

Efek yang seperti itu yang kami tidak ingin dan kalau untuk memberhentikan AGK sebagai MPO di pemuda pancasila itu silahkan karena itu adalah hak mutlak mereka dan kami
menghargai itu tetapi cara yang mereka lakukan sesuai dengan video yang viral itu merupakan perbuatan tidak terpuji karena sangat tak bermoral, kata kader selaku kabid hukum malut.

Disisi lain atas nama pribadi dan selaku anggota dewan pakar Sibualamo Malut, DR. kasman, kami mengutuk dengan keras tindakan oknum pelecehan simbol dan nama baik orang tua kami, KH. Abdul Gani Kasuba, Lc.dengan merobek, meludahi dan membakar Gambar beliau.

Lanjutnya, bagi kami tindakan ini sudah diluar batas kewajaran, pihaknya mengutuk tindakan tak beradab ini, karen terlepas dari KH. Abdul Gani Kasuba Lc, sebagai simbol Malut selaku Gubernur, selain itu beliau sebagai orang tua kami penasehat Sibualamo, dan selaku tokoh agama,tokoh masyarakat yang kami hormati.

Jika ada ketersinggungan atas dimutasinya saudara Santrani Abusama, selaku ketua MPW PP Maluku Utara, yang kebetulan sebagai kepala dinas PUPR, itu tidak harus dilampiaskan dengan merusak gambar dan simbol Abdul Gani Kasubah, ujarnya.

“bukankah selaku Aparatur Sipil Negara (ASN) terikat dengan etika dan mekanisme birokrasi dalam hal penempatan, promosi dan mutasi”.

Sikap dan tindakan oknum ini sangat menyinggung dan selain itu pula melukai hati komunitas kami, untuk menghindari tindakan balasan yang akan muncul dan tentu akan berdampak luas, kami meminta kepada pihak yang berwajib untuk mengusut tuntas tindakan oknum dan menemukan siapa intelektual kader di balik dari tindakan biadab ini, tegas kasman.

Dan kepada pengurus, anggota Sibualamo, masyarakat Tobelo, Galela, loloda dan morotai agar tetap bersabar dan menunggu proses penyelesaian secara hukum, dan tidak terprofokasi dengan sikap dan tindakan yang bisa muncul sewaktu-waktu, tandasnya.

Kepada pihak-pihak yang merasa tidak puas atas kebijakan Gubernur agar menjaga batas-batas kewajaran, dan ia harap agar meminta maaf kepada Gubermur dan kepada publik Malut terutama, kepada keluarga besar Sibualamo Malut atas tindakan biadab yang sdh dilakukan, tutup kasman. (abril)

Komentar