HPN 2025: Jurnalis Sula Bersatu, Untuk Pers Yang Lebih Kuat

Oleh: 

Mohtar Umasugi

Akademisi STAI Babussalam Sula. 

Sanana, Transtimur.com – Hari Pers Nasional (HPN) 2025 bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi momentum penting bagi insan pers, terutama bagi jurnalis di Kepulauan Sula. Dalam lanskap media yang terus berkembang, tantangan yang dihadapi semakin kompleks. Mulai dari keterbatasan infrastruktur, tekanan politik dan ekonomi, hingga isu independensi dan kesejahteraan, semuanya menjadi ujian bagi keberlangsungan pers yang bebas dan profesional di daerah ini.

Namun, tantangan ini tidak boleh membuat teman-teman jurnalis pesimistis. Justru, inilah saatnya jurnalis di Kepulauan Sula bersatu, memperkuat solidaritas, dan membangun ekosistem pers yang lebih independen, berkualitas, dan berdaya.

Menghadapi Tantangan dengan Kebersamaan

Salah satu kendala utama yang dihadapi jurnalis di Kepulauan Sula adalah terbatasnya akses terhadap sumber informasi yang akurat dan infrastruktur digital yang belum merata. Jaringan internet yang masih lemah di beberapa wilayah membuat kerja jurnalistik sering kali terhambat, terutama dalam hal distribusi berita secara cepat dan luas.

Selain itu, tekanan politik terhadap pers masih menjadi ancaman nyata. Pada Pilkada 2024, misalnya, kita bisa melihat bagaimana media dan jurnalis dihadapkan pada berbagai tekanan, baik dalam bentuk intervensi pemberitaan maupun ancaman terhadap kebebasan pers. Tanpa solidaritas yang kuat, independensi jurnalis akan semakin rentan terhadap kepentingan-kepentingan tertentu.

Kesejahteraan jurnalis juga masih menjadi isu yang perlu diperjuangkan bersama. Banyak jurnalis di daerah yang bekerja tanpa kepastian finansial, jaminan sosial, atau perlindungan hukum yang memadai. Hal ini membuat profesi jurnalis menjadi semakin rentan, terutama saat meliput isu-isu sensitif yang berisiko tinggi.

Membangun Pers yang Lebih Kuat

Untuk menghadapi tantangan ini, persatuan di kalangan jurnalis menjadi kunci utama. Beberapa langkah penting yang bisa dilakukan antara lain:

  1. Membangun Organisasi Jurnalis yang Solid. Dibutuhkan wadah yang benar-benar berfungsi sebagai pelindung dan penguat bagi jurnalis di Kepulauan Sula. Organisasi jurnalis harus aktif dalam memperjuangkan kebebasan pers, memberikan advokasi hukum bagi anggotanya, serta memastikan kesejahteraan jurnalis menjadi prioritas utama.
  2. Peningkatkan Profesionalisme dan Etika Jurnalistik. Di era disinformasi, jurnalis dituntut untuk semakin profesional dan berpegang teguh pada etika jurnalistik. Pelatihan rutin dan kolaborasi dengan media nasional maupun lembaga pers harus terus dilakukan agar jurnalis di Sula semakin berdaya dalam menghasilkan berita yang akurat dan berimbang.
  3. Memanfaatkan Teknologi untuk Menguatkan Jurnalisme Lokal. Digitalisasi media bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. Jurnalis di Kepulauan Sula harus mulai membangun jaringan media digital yang kuat, baik dalam bentuk media online, platform media sosial, maupun kolaborasi dengan media nasional untuk memperluas jangkauan informasi.
  4. Menjaga Independensi di Tahun Politik. Tahun politik sering kali menjadi ujian bagi independensi jurnalis. Oleh karena itu, perlu ada kesepahaman bersama di kalangan jurnalis Kepulauan Sula untuk tetap menjunjung tinggi kode etik jurnalistik, menolak segala bentuk tekanan politik, dan memastikan bahwa informasi yang disampaikan kepada publik tetap objektif dan faktual.

Saatnya Bersatu, Saatnya Berdaya

HPN 2025 harus menjadi titik balik bagi pers di Kepulauan Sula. Tidak ada jurnalis yang bisa berdiri sendiri menghadapi tekanan dan tantangan yang ada. Kita harus membangun solidaritas, memperkuat jaringan, dan bersama-sama memperjuangkan pers yang lebih kuat dan bermartabat.

Saatnya teman-teman jurnalis berhenti terpecah oleh kepentingan, saatnya jurnalis bersatu untuk menjaga kebebasan pers, meningkatkan profesionalisme, dan memastikan bahwa jurnalisme tetap menjadi pilar demokrasi di Kepulauan Sula.

Pers yang kuat hanya bisa lahir dari jurnalis yang bersatu. Dan inilah saatnya jurnalis melangkah bersama.