California Selatan – Kebakaran hutan yang terjadi sejak Rabu, 8 Januari 2025, terus berkobar dan telah menyebabkan sedikitnya 11 orang tewas serta menghancurkan ribuan rumah. Tim pemadam kebakaran saat ini tengah berupaya mengatasi kebakaran yang semakin meluas sambil menghitung kerusakan dan mencari penyebab pasti.
Para ahli mengungkapkan bahwa kombinasi berbagai faktor, termasuk perubahan iklim, angin kencang, dan kondisi kekeringan yang ekstrem, telah berkontribusi terhadap kerusakan hebat ini. Meskipun sistem air beroperasi dengan kapasitas penuh, kebakaran yang terjadi pada minggu ini sangat sulit untuk dikendalikan, terutama karena angin kencang yang menghalangi upaya pemadaman melalui udara.
Greek Birs, seorang ahli sumber daya air di University of California, menyatakan bahwa tidak ada sistem air di dunia yang mampu menangani kejadian seperti ini. Meskipun pengaktifan penuh sistem air mungkin tidak sepenuhnya memadamkan api, para ahli yakin hal itu dapat membantu mengurangi kerusakan, berpotensi menyelamatkan beberapa rumah, dan mengendalikan bar api di area tertentu.
Kebakaran ini dipicu oleh angin kencang yang mencapai kecepatan 100 mph, yang membuat situasi semakin sulit untuk dikendalikan. Para pejabat menyebut kejadian ini sebagai “badai yang sempurna,” mengingat kombinasi angin kencang, kondisi kering, dan kebakaran yang terus-menerus di wilayah yang sama.
Meskipun angin sedikit mereda pada hari Jumat, situasi masih sangat berbahaya dengan kekeringan ekstrem yang memperburuk penyebaran api. Tim tanggap darurat beroperasi dengan sumber daya terbatas untuk memadamkan kebakaran besar di Malibu dan Pacific Palisades, tempat rumah-rumah mewah telah terbakar habis.
Walikota Los Angeles, Kinbas, berjanji untuk melakukan investigasi menyeluruh terhadap bencana ini dan mengevaluasi apa yang berhasil serta apa yang tidak. Ia juga berjanji untuk meminta pertanggungjawaban individu atau lembaga terkait.
Warga yang terdampak menggambarkan pemadaman kebakaran sebagai “akhir dunia.” Seorang penyintas, Oren Wats, berdiri di depan rumahnya yang terbakar dan menyebut kehancuran itu “tidak terbayangkan.”
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, membandingkan kehancuran akibat kebakaran ini dengan zona perang, sementara Presiden terpilih, Donald Trump, pernah mengancam akan menjadikan Gaza seperti neraka. Ironisnya, bencana kebakaran di California yang melanda Amerika Serikat justru mencerminkan situasi yang sama dengan apa yang dijanjikan Trump di Gaza.