Para Sarjana Muda Falabisahaya Gelar Dialog Publik

Transtimur.com–Menanggapi krisis pendidikan di era digital, para sarjana muda di Desa Falabisahaya menggelar dialog publik. Agenda dialog tersebut, berlangsung sekitar pukul 20:00 Wit yang berlokasi di gedung aula kantor perhubungan Falabisahaya, Kamis (18/2/2021).

“Saat ini, Indonesia menghadapi berbagai tantangan besar, berkaitan dengan pendidikan, yaitu bagaimana mereka menyiapkan masyarakatnya dalam menghadapi kehidupan global,”kata ketua panitia kegiatan Bachtiar Hi. Baco

Bachtiar, menyampaikan, tujuan terselenggaranya dialog ini untuk menyikapi krisis proses pendidikan yang terjadi di Desa Falabisahaya ini.

Apa lagi, lanjut Bachtiar, seiring dengan perkembangan dalam bidang teknologi, masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia pada umumnya telah memasuki dalam era digital. Yang dimana gadget (ponsel) telah menjadi konsumsi yang utama, sehingga setiap waktu masyarakat tidak lepas dari perangkat cerdas tersebut, begitupun dengan kehadiran berbagai aplikasi media sosial, jelasnya.

Kata Bachtiar, di era digital, esensi dan makna pendidikan tidak harus berubah, melainkan yang berubah adalah pemikiran kita dalam konteks yang dinamis, karena dalam pendidikan di Indonesia telah memiliki landasan hukum yang jelas yaitu undang-undang tentang pendidikan nasional.

Menurtnya, dalam situasi pembelajaran, peran seorang guru harus bisa memanfaatkan perkembangan digitalisasi untuk mendukung proses pembelajaran sehingga nantinya akan tercipta suasana yang mendorong peserta didik untuk mencapai prestasi yang bermutu, bekerja keras, disiplin, berfikir kreatif serta nilai-nilai lainnya. Selain esensi tersebut, nilai lokal pun tidak bisa diabaikan dalam proses pembelajaran, tentunya nilai lokal tersebut harus sesuai dengan suka bangsa masing-masing daearah.

“Guru harus bisa memanfaatkan teknologi informasi dalam membangun suasana pembelajaran yang menyenangkan untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi yang bermutu”, tegasnya.

Perkembangan digitalisasi telah berdampak luas keberbagai bidang salah satunya bidang pendidikan, ketika teknologi informasi dan komunikasi akan digunakan dalam pendidikan, maka yang akan dikembangkan adalah kecakapan hidup dan cara berfikir termasuk manusia yag sejahtera lahir batin. Secara hakiki disinilah akses sumber kehidupan harus bisa diperoleh sebagai manusia sejahtera yang cakap mengakses sumber kehidupan sehingga hidupnya suistainable dalam jaringan yang luas.

Namun, hal tersebut justru berbeda dengan situasi pendidikan yang ada di Kecamatan Mangoli Utara terkhususnya Desa Falabisahaya. Kenapa tidak, perkembangan teknologi berbasis informasi yang terlihat minim membuat perkembangan pendidikanpun seakan takberkembang secara baik, ujar Bachtiar.

Padahal, Kecamatan Mangoli Utara merupakan salah satu kecamatan terbesar yang ada di Kepulauaan Sula, dengan jumlah penduduk yang takkalah banyak. Namun, lagi-lagi perhatian pemerintah pusat hingga daerah sangat memperihatinkan, terkesan tidak menghiraukan persoalan yang terjadi di Kecamatan Mangoli Utara, bebernya.

Karna hingga kini, persoalan jaringan telekomunikasi yang berulang kali di keluhkan masyarakat setempat tak pernah mendapat tanggapan serius dari pihak Pemda. Padahal di era revolusi industri ini, jaringan merupakan sarana penting untuk menunjang pengembangan kemajuan dibidang pendidikan, kata dia.

Sarjana muda asal Falabisahaya itu berharap, agar Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Sula dan pihak DPRD dapat secepatnya memperhatikan persoalan ini.

“Masyarakat Desa Falabisahaya sangat membutuhkan perhatian pemerintah untuk segera meperhatikan sarana pendidika  dan fasilitas teknologi berupa jaringan telekomunikasi yang layak untuk menunjang pengembangan mutu pendidikan berbasis digital di Desa Falabisahaya pada khususnya dan Mangoli Utara pada umumnya”, tutupnya.(red)

Komentar