
Transtimur.com – DPC Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kabupaten Kepulauan Sula, menilai Polres Kepulauan Sula Maluku Utara tidak becus dalam melakukan proses penyelidikan kasus kebakaran pasar basanohi.
“Klaim polisi terhadap kebakaran pasar basanohi Sanana karena terjadi korselting, macetnya listrik, sehingga terjadinya kebakaran, ini adalah alasan klasik yang disampaikan oleh pihak penegak hukum,” teriak sala satu orator Fahri Taohi, ketika menggelar aksi depan polres Kepsul, Kamis (8/6/2023).
Mereka menilai kebakaran pasar basanohi yang sering terjadi di malam hari diatas pukul 02:00 wit atau jam 04:00 wit malam, itu tidak logis, jika tidak ada desain dar oknum-oknum yang berkepentingan.
“Kami menduga ada oknum-oknum yang terlibat ada oknum yang tidak bertanggungjawab dalam kebakaran pasar basanohi Sanana,”ucapnya.
Terpisah salah satu orator Jisman Leko mengatakan, alasan polisi yang tidak logis, yang mengaku kesulitan ketika melakukan penyelidikan tidak menemukan bukti apapun karena cctv yang tiba-tiba rusak ketika kebakaran pasar tersebut.
“Olehnya itu tidak ada alasan jika polisi menghentikan proses penyelidikan dan penyidikan kebakaran pasar basanohi. Polres harus lebih serius lagi dalam menangani kasus kebakaran pasar,”bebernya.
Sementara Kasat Reskrim AKP Abu Zubair Latupono ketika hering bersama massa aksi menepis tuduhan yang disampaikan massa aksi.
“Berdasarkan hasil penyelidikan juga, piket pada malam itu tidak berada tempat, bagaimana dia bisa memotret, dia bisa menyampaikan informasi terkait dengan kebakaran,”imbunya
Dia menjelaskan, mulai dari kesaksian, informasi dari orang yang menjadi korban kebakaran, dan melihat secara langsung, maupun hasil rekaman cctv yang sangat valid digunakan sebagai bantuan untuk memperkuat alat bukti pun, tidak ada sedikitpun tergambar.
“Kemudian pada saat kebakaran polisi sudah sangat profesional, tindakan-tindakan kepolisian sangat sudah lengkap, yang jadi persoalan kurang kesadaran hukum, kurang paham tentang makna polisi line, sehingga merusak polisi line disana, yang jadi masalah ketika saya turun disana sudah hancur, TKP sudah rusak, jika TKP masih utuh, otomatis peluang potensi besar untuk mengungkap perkara itu akan mudah,”tutupnya