Transtimur.com – Hari Perempuan Sedunia, atau International Women’s Day (IWD), yang jatuh pada Tanggal 8 Maret, bukan hanya seremonial belaka, namun EK-LMND Sanana Kabupaten Kepulauan Sula Maluku Utara, Minta hentikan Kekerasan seksual Terhadap Perempuan.
Hal ini di sampaikan Ketua Departeman Perempuan Eksekutif Kota Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (Ek-LMND) Sanana Roslina Samuda saat di konfirmasi Transtimur Media Group (TMG) jumat (10/3/2023)
Roslina bilang, Perayaan Hari Perempuan Sedunia adalah refleksi atas capaian sosial, ekonomi, politik dan budaya. Disamping itu Hari Perempuan Se-dunia juga dijadikan sebagai momentum untuk mempercepat tercapainya kesetaraan gender.
“Perempuan juga memiliki hak yang sama dalam Negara Indonesia, melihat Ahir-ahir ini kekerasan seksual di Kepulauan Sula semakin bertambah,”ungkapnya
Lanjut Lina sapaan akrab Roslina, bahwa partisipasi perempuan dalam dunia politik menurutnya masi kaku, namun jangan di anggap remehkan.
“Perempuan dan masyarakat marjinal Indonesia masih menghadapi situasi menyempitnya ruang demokrasi yang berdampak pada kemiskinan, ketimpangan sosial dan maraknya kriminalisasi serta kekerasan seksual,”bebernya
Tambah Lina, International Women’s Day ini adalah momentum politik bagi perempuan untuk menyuarakan agenda demi terwujudnya ruang hidup yang demokratis, sejahtera, setara dan bebas dari kekerasan tersebut.
Lina menjelaskan, Kaum perempuan dan rakyat Indonesia, berbagai belahan dunia belum juga terbebas dari penghisapan dan penindasan. Penerapan sistem kerja kontrak, outsourcing dan pemagangan serta praktek upah murah menjadikan kaum perempuan sebagai korban.
“Perempuan semakin mudah di PHK atau diputus kontrak karena hamil dan lain sebagainya. Upah Murah juga menyebabkan perempuan tidak memperdulikan kesehatan reproduksi-nya,”ungkapnya
Lina juga membeberkan, Kaum buruh perempuan terpaksa harus lembur atau menukar cuti haid dengan uang agar mendapatkan tambahan upah. Hak-hak buruh perempuan hanya sekedar terjadi di atas kertas saja, dan diperparah dengan banyaknya pengusaha nakal serta pengawasan negara yang sangat lemah.
“Persoalan ketidakadilan ekonomi yang sangat memukul kaum perempuan tersebut adalah bagian dari politik liberal kapitalistik yang itu juga menggerogoti kemandirian bangsa Indonesia,” imbuhnya
Pihaknya berharap, dengan Berbagai penindasan yang terjadi dalam tata ruang yang menyingkirkan kaum miskin kota, merampas ruang hidup, menggusur hingga pada penguasaan lahan oleh segelintir orang hingga kekerasan kaum perempuan.
“Semua itu merupakan agenda sistem neoliberal yang salah satunya adalah menyampingkan hak-hak perempuan dari ruang hidunya dan akses atas kehidupan sosial, ekonomi dan politik,” tutupnya. Maradona