BMKG Pusat Gelar Kegiatan Sekolah Lapangan Gempa Bumi Di Kepsul

Transtimur.com – Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Pusat melalui Stasiun Emalamo Sanana, Kepulauan Sula, Maluku Utara menggelar kegiatan sekolah lapangan gempabumi dengan tema membangun Desa Fagudu dan Mangon tanggap gempa bumi dan siaga tsunami di Istana Daerah (Isda) mulai dari 7-8 Maret 2023.

Amatan Transtimur Media Group (TMG), Kegiatan tersebut diawali dengan tampilan Tarian Daerah dari Pelajar SMAN 1 Sanana serta nyanyikan Lagu Indonesia raya dan Mars BMKG.

Hadir dalam kegiatan, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Dr. Daryono, Wakil Bupati Kepulauan Sula Saleh Marasabessy, Anggota Komisi V DPR RI Dapil Maluku Utara Irine Yusiana Roba Putri serta instansi vertikal dan non vertikal lainya.

Kepala Stasiun Meteorologi Emalamo Kepulauan Sula, Mohamad Riva Narudin dalam sambutannya mengatakan, tujuan pelaksanaan SLG ialah
menguatkan peran UPT sebagai perpanjangan tangan BMKG pusat dalam memberikan pemahaman yang benar mengenai rantai peringatan dini tsunami dan produk peringatan dini tsunami kepada BPBD sebagai institusi interface.

“Kemudian, menguatkan peran BPBD Kepsul sebagai simpul utama dalam evakuasi dan mitigasi gempa bumi di daerah dalam memberikan informasi dan arahan yang benar kepada OPD dan masyarakat, serta membangun sikap tanggap gempa bumi dan tsunami bagi masyarakat yang berada di wilayah potensi gempa bumi dan tsunami,” katanya.

Terpisah, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono mengatakan, Provinsi Maluku Utara pada umumnya ,dan Kabupaten Kepulauan Sula pada khususnya merupakan salah satu wilayah yang rawan gempabumi dan Tsunami. Gempa bumi yang terjadi di wilayah Kepulauan Sula, dipicu oleh keberadaan aktivitas sesar Sula, sesar Mangole dan sesar Taliabu.

“Gempa bumi Taliabu 29 November 1998, Gempa bumi Sanana 15 Januari1975, dan Gempabumi Sula 25 Januari 1965 merupakan gempa bumi yang membangkitkan tsunami dan mengakibatkan kerusakkan infrastruktur di barat Maluku Utara dalam kurun waktu lima 60 tahun terakhir,” ujarnya.

Dr. Daryono pun menjelaskan, sepatutnya ini menjadi pengingat kita bersama, khususnya masyarakat pesisir Kepulauan Sula, untuk selalu waspada terhadap kemungkinan bencana gempa bumi dan tsunami yang dapat terjadi secara tiba-tiba.

“Di wilayah Kepulauan Sula terdapat beberapa objek wisata yang tingkat risiko bencana khususnya gempa bumi dan tsunami menjadi tinggi karena adanya wisatawan. Namun demikian resikonya dapat di kurangi dengan meningkatkan kapasitas kesiap-siagaan Masyarakat dan Pemda dalam menghadapi potensi bencana,” imbuhnya.

Ia juga bilang, masyarakat perlu melakukan implementasi 12 indikator Siaga Tsunami yang dibentuknya oleh UNESCO IOC dalam rangka mewujudkan zero victims pada wilayah berisiko tsunami.

“Setidaknya, dengan terpenuhinya 12 indikator tersebut, Kepulauan Sula dinilai relatif lebih siap dalam menghadapi ancaman bahaya tsunami. Hal itu akan meningkatkan kepercayaan dan minat para wisatawan dan investor baik lokal maupun asing untuk berkunjung ke kepulauan Sula,” cetusnya.

Dr. Daryono pun mengucapkan, terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi untuk menyukseskan Kegiatan Sekolah lapang Gempa Bumi. Maradona

“Demi mewujudkan Masyarakat Siaga Tsunami di kawasan pesisir Kabupaten Kepulauan Sula,” tutupnya. Maradona