Transtimur.com – Ketua pemuda Desa Wailoba, Kecamatan Mangoli Tengah, Kabupaten Kepulauan Sula, Provinsi Maluku Utara, Abidin Alie mengatakan aksi penolakan pendaratan alat berat di desa setempat belum tepat.
Menurut Abidin, pendaratan alat berat yang berencana mengelola kayu di desa wailoba justru yang membantu warga dengan pengangkutan matrial maupun kebutuhan lain.
“Dengan adanya rencana masuknya perusahaan kayu dan atas pernyataan salah satu pemuda yang mengatasnamakan warga wailoba menolak perusahaan adalah belum tepat karena perusahaan belum lakukan sosialisasi dan saat ini situasi desa masih aman,” ucap Ketua Pemuda Wailoba, Abidin Alie saat dikonfirmasi transtimur.com pada Kamis (3/6/2021).
“Adanya alat berat yang datang justru masyarakat terbantukan karena perusahaan tersebut membantu perbaiki jalan mengangkut materil untuk pembuatan rumah warga, dan juga saat ini perusahaan tersebut belum beroperasi,” sebutnya.
Dirinya juga berkomitmen akan bersama-sama dengan tokoh pemuda dan tokoh masyarakat agar selalu menjaga stabilitas keamanan.
“Kami selaku Ketua Pemuda, tokoh masyarakat dan warga akan komitmen menjaga stabilitas keamanan dan apabila adanya masaalah warga atas keberadaan tambang tersebut, kami akan melakukan rapat atau musyawarah dalam setiap menyelesaikan masalah di desa kami,” terangnya.
Sementara itu Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kepulauan Sula Arman Sangaji menjelaskan bahwa yang beroperasi di desa Wailoba Kecamatan Mangoli Tengah bukan dari PT. Samalita Perdana Mitra tetapi CV. Azhara Karya.
“Untuk alat berat yang sementara masuk di desa Wailoba tersebut bukan alat beratnya PT. Samalita Perdana Mitra tetapi itu alat beratnya CV. Azhara Karya, tetapi sementara ini masih menunggu izin operasinya dari Dinas Kehutanan Provinsi Maluku Utara,” jelas Kepala KPH. (fai)
Komentar