Sula, Transtimur.com – Diduga Kelalaian Medis dalam pelayanan di RSUD Sanana, Kabupaten Kepulauan Sula, mengakibatkan satu Pasien Seorang ibu muda berinisial RU (28) kehilangan nayawa, pada Sabtu (13/9/25).
Pasalnya, meninggalnya satu pasien ibu hamil yang di tanganai oleh Dr Willy Hendrico Ogi, Sp.Og, di anggap ada keganajalan dari pelayanan medis, hal tersebut memancing amarah pihak keluarga sehingga merusak fasilitasi yang ada di Ruangan Kebidanan.
Menurut keterangan keluarga RU, kepada awak media, saat terjadi pendarahan, pihaknya sudah meminta agar pihak RSU melalui petugas yang berjaga, dapat segera mentransfusi darah karena kondisi RU semakin memperihatinkan, namun keluarga malah disuruh cari dulu pendonor pengganti agaar stok yang diambil bisa tergantikan.
“Kami sudah meminta petugas di kebidanan segera transfusi, tapi pihak medias meminta kami untuk cari dulu pendonor agar bisa mengganti stok darah, jadi saya bilang ini tengah malam, kami akan upayakan cari pendonor besok, asalkan stok yang ada dipakai dulu, tapi pihak RSUD dalam hal ini petugas jaga tetap tidak mau,” ungkap pihak keluarga
Meski begitu, upaya mencari pendonor di tengah malam itu tetap dilakukan melalui via WhatsApp, namun tak juga ditemukan, keluarga yang makin huatir dengan keadaan pasien memohon lagi untuk kiranya bisa gunakan stok darah yang ada, namun petugas tetap masih dengan keputusannya. Sampai ada keluarga marah baru ada petugas yang langsung ambil stok darah. Namun usaha petugas yang diduga terpaksa itu sia-sia, baru berapa menit ditransfusi, pasien meninggal.
“Kami sangat kecewa dengan pelayanan RSUD, andaikan kalau permintaan kami dipenuhi, yaitu tranfusi secepatnya, maka besar kemungkinan saudara kami tidak meninggal jika dilihat dari kacamata medis, namun dibiarkan berlarut-larut akhirnya nyawa saudara kami tak tertolong,” ungkapnya keluarga.
Terpisah Direktur RSUD Sanan, Ulia Ngofanhare, saat di wawancarai tarnstimur.com, membenarkan terjadinya kerusakan yang di lakakuan oleh keluarga korban, di Ruang Tindakan pada Kamar Bersalin.
“Keluarga korban yang merasa ketidakpuasan atas kematian keluarga mereka karena pelayanan petugas,” Ucapnya.
“Kronologis kejadian pengrusakan fasilitasi umum untuk pelayanan publik kami tidak bisa membenarkan hal itu,” Tegas Ulia.
Ulia juga menuturkan, berdasarkan informasi yang telah viral di media sosial akan di jadikan sebagai variabel untuk di telusuri saat rapat bersama petugas medis.
“Dengan adanya informasi-informasi yang beredar di media sosial itu akan menjadi bahan untuk kami mengkonfirmasi kepada petugas teterkait, Saya harus pastikan dulu dengan tim audit agar penyampaiannya menyeluruh,” Ucapnya.
Ulia menambahkan, atas insiden yang mengakibatkan kerusakan itu, pihaknya telah melaporkan keluaga korban ke Polres Kepulauan Sula.
“Fasilitas ini digunakan untuk semua. Kami telah melaporkan kasus ini ke Polres Kepulauan Sula,” Imbuhnya.