Warning! Situasi India Memburuk, Tapi Bukan Karena Covid

Transtimur,jakarta – Kondisi polusi udara di India semakin gawat. Dewan Pengendalian Polusi Federal India memerintahkan negara bagian untuk siaga darurat untuk mengatasi kondisi kabut asap yang memburuk di New Delhi.

Kabut asap tebal beracun menyelimuti ibu kota India, diperparah dengan lonjakan pembakaran limbah tanaman di sekitar lahan pertanian. Seperti yang dilansir Reuters, (13/11/2021).

Hal ini mengurangi visibilitas dan indeks kualitas udara (AQI) mencapai 470 pada skala 500, menurut Dewan Pengendalian Polusi Federal. Dengan tingkat polusi ini berarti udara akan mempengaruhi orang sehat dan berdampak serius bagi mereka yang memiliki penyakit.

Dari laporan ‘Rencana Tindakan Respon Bertingkat’ Dewan Polusi, kualitas udara beracun ini berlangsung selama 48 jam. Sehingga negara bagian harus memberlakukan tindakan darurat yang mencakup penutupan sekolah, memberlakukan ganjil genap pada mobil pribadi, dan menghentikan semua konstruksi.

Kantor pemerintah dan swasta juga diminta mengurangi penggunaan transportasi pribadi hingga 30% dan menyarankan penduduk kota untuk tidak keluar rumah untuk menghindari paparan.

“Kondisi meteorologi akan sangat tidak menguntungkan untuk penyebaran polutan hingga 18 November 2021, mengingat angin rendah dengan kondisi tenang pada malam hari,” kata Dewa.

Otoritas juga sudah memerintahkan penutupan tempat pembakaran batu bata, meningkatkan frekuensi pembersihan, dan tindakan keras terhadap pembakaran sampai dan debu.

Konsentrasi partikel beracun PM.25 rata-rata sudah mencapai 329 mikrogram per meter kubik. Sementara rata-rata tingkat aman yang diumumkan pemerintah pada 60 mikrogram per meter kubik udara selama 24 jam.

Dengan tingkatan PM2.5 itu dapat menyebabkan penyakit pernapasan yang parah termasuk kanker paru-paru.

“Ini menjadi mimpi buruk,” kata Direktur Proyek Pendiri Kualitas Udara dan Pemantau Cuaca Safar Kementerian Ilmu Bumi, Gufran Beig.

Padahal pemerintah India sudah mengeluarkan miliaran rupee selama empat tahun terakhir untuk meningkatkan kualitas udara. Hanya saja pembakaran hutan masih terus terjadi, pembakaran limbah tanaman menjadi sumber utama polusi udara.

Sehingga New Delhi sering menduduki peringkat ibu kota paling tercemar di dunia, terutama pada musim dingin. Karena pembakaran tanaman, emisi transportasi, pembangkit listrik batubara, pembakaran sampah dan emisi industri. (CNBCindonesia)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *