Transtimur.com-Pemberontak di negara bagian Gabon yang kaya minyak di Afrika tengah telah mengumumkan bahwa mereka berhasil merebut kekuasaan setelah terjadi sengketa dalam pemilu di mana Presiden Ali Bongo Ondimba mengklaim kemenangan. Presiden Ali Bongo Ondimba dilaporkan menjadi tahanan rumah.
Dalam pidato dramatis menjelang subuh, sekelompok petugas menyatakan bahwa “semua institusi republik” telah dibubarkan, hasil pemilu dibatalkan, dan perbatasan ditutup.
Para pemimpin pemberontak menyebutkan bahwa Presiden Bongo, yang usianya 64 tahun dan keluarganya telah memerintah Gabon selama lebih dari 55 tahun, telah ditempatkan di bawah tahanan rumah. Salah satu putranya juga ditangkap atas tuduhan pengkhianatan.
Menurut para pemberontak, pemilu tersebut tidak memenuhi standar pemilu yang transparan, kredibel, dan inklusif yang diharapkan oleh masyarakat Gabon. Mereka juga mengkritik pemerintahan yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diprediksi, yang dianggap telah memperburuk situasi sosial dan membawa negara menuju kekacauan.
Sebuah komite transisi dan pemulihan lembaga yang mengatasnamakan rakyat Gabon mengumumkan niat mereka untuk mengakhiri rezim saat ini demi mempertahankan perdamaian. Kepala Garda Republik, Jenderal Brice Oligui Nguema, juga muncul di tayangan TV, digendong oleh ratusan tentara dengan sorak-sorai “presiden Oligui.”
Beberapa individu penting dalam pemerintahan, termasuk putra Presiden Bongo, penasihat dekatnya Noureddin Bongo Valentin, dan beberapa pejabat tinggi lainnya, telah ditangkap. Mereka dituduh melakukan berbagai tindakan kriminal seperti makar, penggelapan, korupsi, pemalsuan tanda tangan presiden, dan tuduhan lainnya.
Presiden Bongo pertama kali terpilih pada tahun 2009 setelah kematian ayahnya, Omar, yang telah memerintah negara tersebut selama 41 tahun. Namun, pemilu ini juga menjadi sumber sengketa dan ketegangan di antara pihak oposisi dan pemerintah.
Pihak berwenang sebelumnya telah memberlakukan jam malam dan mematikan akses internet secara nasional sebagai respons terhadap situasi ini. Internet baru saja dipulihkan pada Rabu pagi setelah alamat TV pemberontak diambil alih. Pemilu Presiden Gabon pada tahun 2016 juga telah diwarnai oleh kekerasan yang mematikan setelah Bongo dinyatakan sebagai pemenang dengan selisih suara yang tipis.