Transtimur.com – – Harga Cengke di kepulauan Sula, Malauku Utara, Kembali merosot setelah sebelumnya memiliki kenaikan harga yang cukup signifikan
Penjual Cengkeh di Kepulauan Sula, Yulbi, Saat di konfirmasi Kamis,(29/10/2021) menyampaikan saat ini harga Cengkeh mulai merosot. beberapa bulan kemarin memang mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan
“Waktu bulan Juni kemarin harga cengkeh naik dua kali lipat yaitu Rp 111.000 per kg, sekarang turun sedikit di angka Rp 102.000 per kg. Kalau harga kopra masih stabil, per kilo gram Rp 8.800 per kg ,” Ujarnya
Kemudian, pembeli Cengkeh Lainnya, Toko Mita utama, H.Ambo, Saat di Konfirmasi awak media, Jumat (29/10/2021), ia menyampaikan harga cengkeh kembali merosot sementara stok cengkeh juga berkurang dari petani cengkeh kepulauan Sula. sementara kopra dan komoditas lainnya Masi stabil
“Untuk harga cengkeh hari ini Rp.100.00 per kg sedangkan Harga kopra per kg Rp.8.800 dan untuk pala per kg 40.000 namun kalau untuk cengkeh saat ini di kepulauan Sula stoknya berkurang karena adanya gagal panen ,” Jelasnya
Terpisah, Plt. Kepala Balai Pertanian Kelas II Kepulauan Sula, Arif Widiantoro, membenarkan harga cengkeh mengalami penurunan namun harga kopra Masi stabil
“Harga Cengkeh itu stock gudang tidak ada, ada panenan rata rata sekilo, disimpan pemilik tidak setor gudang, tahun ini tidak ada musim untuk cengkeh artinya Maluku Utara serentak gagal panen karena cuaca ekstrem. Tahun lalu dan sebelumnya memang bulan bulannya panen cengkeh november-desember namun untuk tahun ini tidak. Data karantina cengkeh hanya kirim rata rata 5 ton perbulan. Harga stabil di 102 ribu perhari kg. Karna memang tidak ada stok produksi,” Ujarnya
Sementara, Saat ini di kepulauan Sula, Komuditas kopra paling bayak di ekspor keluar oleh pembeli di kepulauan Sula
“yang sering keluar meski volume tidak banyak adalah kopra sebulan bisa 150 ton tujuan bitung dan surabaya, dengan harga gudang 8800 dan Kami perkirakan akan mengalami penurunan harga di kisaran 8.200 per kg satu dua bulan kedepan karena memang bahan ada, tetap produksi dan semakin banyak dari petani, tidak terpengaruh musim,” Imbuhnya. (red)
Komentar