Transtimur.com — Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Maluku Utara (Dishut-Malut), Syukur Lila, membuka kegiatan pelatihan dasar pemetaan dan sistim informasi geografis berbasis drone dan android di hotel sahid Bela hotel, kota Ternate, sabtu (4/9/2021).
Dalam Sambutanya seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebijakan nasional, informasi geospasial semakin dibutuhkan oleh seluruh pemangku kepentingan pembangunan di Indonesia.
Banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan mempelajari SIG, selain dalam hal pemetaan, SIG juga mempunyai peran penting untuk membantu mengidentifikasi sumberdaya alam, pengelolaan pascabencana, pengidentifikasian masalah tenurial dan okupasi kawasan hutan, pengelolaan persetujuan dan perizinan sektor kehutanan, hingga dalam hal penentuan kebijakan pembangunan kehutanan yang semakin rumit dan kompleks, ucap ka Dishut.
Rimbawan/wati yang saya cintai, oleh sebab itu, maka informasi geospasial beserta kegiatan penyelenggaraannya dari hulu sampai dengan ke hilir, di dalamnya termasuk kegiatan survei dan pemetaan, semakin memegang peranan penting, tandasnya.
Perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, dan/atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan ruang kebumian adalah beberapa diantaranya. Informasi geospasial sangat berguna sebagai salah satu pendukung utama pengambilan kebijakan dalam rangka mengoptimalkan pembangunan di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan ketahanan nasional, khususnya dalam pengelolaan sumber daya alam, penyusunan rencana tata ruang, perencanaan lokasi investasi, penentuan garis batas wilayah, kata kadishut
Selain itu, mengingat negara Indonesia khususnya Provinsi Maluku Utara berada di dalam wilayah yang memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis, dan demografis yang rawan terhadap terjadinya pelanggaran bidang kehutanan, maka kebutuhan terhadap informasi geospasial juga menjadi suatu kebutuhan yang primer.
Kebutuhan akan pengetahuan dan teknis untuk membuat sistem informasi geografi yang semakin berkembang pesat tersebut tanpa dibarengi oleh tenaga-tenaga profesional yang mampu membuat sistem informasi tersebut akan menjadikan semuanya menjadi sia-sia. Hal inilah yang menjadi dasar bahwa kita semua membutuhkan adanya pelatihan Sistem Informasi Geografi yang bertujuan untuk mencetak tenaga-tenaga handal dalam hal konsep dan pengoperasian sistem informasi geografi yang nantinya dapat diaplikasikan dengan berbagai kebutuhan sektor kehutanan, ujarnya.
Rekan-rekan kedinasan yang saya banggakan, pelatihan dasar SIG ini dikemas dalam bentuk In-House Training untuk seluruh ASN lingkup Dinas Kehutanan Provinsi Malut yang ingin mengasah kemampuan GIS, baik teman-teman yang belum pernah mengenal SIG sama sekali maupun peserta yang sudah mengenal SIG namun membutuhkan pendalaman materi terkait dengan pemetaan yang baik dan benar, kata dia
Untuk itu, besar harapan saya serta juga seluruh unsur panitia dan para pejabat eselon yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan kita bersama ini, agar para peserta dapat memanfaatkan momentum ini, dengan bersungguh-sungguh mengikuti seluruh rangkaian pelatihan ini, dapat mengambil ilmu dan keilmuan dari para pemateri, harapnya.
Apresiasi dan terima kasih yang mendalam atas nama pribadi dan atas nama seluruh keluarga besar Dinas Kehutanan Provinsi Maluku Utara Saya sampaikan kepada para pemateri yang bersedia meluangkan waktu dan tenaga membagikan ilmu yang berharga ini kepada kami sekalian, tandasnya
Ini merupakan pelatihan di intern lingkup dinas kehutanan provinsi malut terkait dengan peningkatan SDM ASN terkait dengan pemetaan ini berbasis android,”ungkap kabid PPM Dishut provinsi, Isram Abduh kepada transtimur, senin (6/9/2021).
“Jadi, ini dilaksanakan pada hari sabtu, (4/9/2021) dan akan berakhir jumat (10/9//2021)”.
Kalau terkait dengan arcis sendiri memang untuk lingkup Dishut sendiri masih jarang dan kemudian kami juga di Dinas ada UPT-UPT KPH setiap 10 kabupaten/kota itu yang pihaknya akan kembangkan.
Kemudian pemetaan berbasis drone dan android dengan memakai handpond android karena menurutnya drone di malut masih sangat kurang itu berpengaruh dari tingkat SDM dan data-datanya sudah spasial.
Selain itu kabid PPH bilang, di era teknologi moderen semua sudah serba canggih yaitu memakai GPS untuk melakukan pengecekan lokasi harus memakai aplikasi tersebut agar di mudahkan dan lebih efektif.
“yang mengikuti kegiatan di hotel sahid bela ada 10 UPT KPH dan masing-masing dua orang utusan jadi jumlah keselurahan 42 orang peserta yang ikut pelatihan kegiatan, sisanya bisa ikut kalau ada penambahan sebanyak orang”.
Menurut Isram, ini bukan pelatihan melainkan house training karena waktu pelaksanaan kegiatan dilakukan selama kurang lebih 7 hari dan ini hanya merupakan penyegaran saja.
Pelatihan berbasis android di malut sebenarnya baru dilakukan namun sebelumnya kami selalu mengirimkan peserta ke ke makassar sulawesi selatan (sulsel), kisahnya.
“sekarang ini pihaknya datangkan pemateri dari badan Diklat Makssar, Indra Setiawan untuk membawakan materi”, pungkas Isram Abduh kabid PPH Dishut provinsi. (ril)
Komentar