Transtimur.com – Warga Desa Mangon Kecamatan Sanana, Kabupaten Kepulauan Sula, ngamuk didepan kediaman Bupati Sula, Hendrata Thes. kejadian tersebut berlangsung paska ba’da Taraweh hingga waktu sahur, rabu (14/4/2021) dini hari.
Warga melakukan aksi tengah malam tersebut untuk menuntut Bupati Hendrata Thes bersama Panitia Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) tingkat Kabupaten yang diduga menggurkan Calon Kepala Desa (Cakades) yang tidak mendukung dirinya di Pilkada 2020.
“Ini menjadi kecurigaan masyarakat Desa Mangon, sebab yang lolos screning untuk 78 Desa di sula adalah orang – orangya Bapak Hendra Thes dan yang gugur adalah lawan politik di pilkada kemarin, secara tidak langusung Hendrata menyimpan dendam politik,”kata Zaitun Nur Latifa saat ditemui di depan kediaman Bupati Hendrata Thes.
“ini adalah dendam politik di era pilkada kemarin, makanya Hendrata Thes loloskan pasukannya dan lawan politiknya digugurkan disaat scerening kandidat pilkades di 78 Desa yang ada,” tegasnya perwakilan warga Desa Mangon Zaitun.
Hal ini juga ditambahkan, Muhajrin Tukuboya, menyampaikan, Panitia Pilkades tingkat Kabupaten telah melakukan ketidak adilan terhadap Calaon Kepala Desa. dimana, terdapat 7 Cakades di Desa Mangon namun yang lulus screning hanya 2 Cakades. pertanyaannya, kenapa di desa – desa kecil lainnya bisa diloloskan hinga 5 kandidat, ada apa sebenarnya.
“kita ambil perbandingan di salah satu desa yang bertarung itu 7 Cakades dan 2 kandidatnya gugur dan 5 kandidatnya lolos, sementara DPT desa tersebut tidak sampai seribuan dan kami di Desa mangon DPT nya kurang lebih 2.700, kenapa saat di screning hanya 2 yang lolos bukan 3, 4,atau 5 kandidat,”tutur Muhajirin.
Masyarakat Desa Mangon menuntut kepada Bupati Kepulauan Sula bahwa kondisi ini harus dirubah agar tidak terulang kembali dan minimal harus loloskan 4 kandidat yang ada di Desa Mangon jangan hanya 2 kandidat saja, tutupnya.
Pantauan wartawan media transtimur.com di lokasi menyebutkan, Dandim 1510/Sula dan Kapolres Kepulauan Sula terjun langsung di lokasi kejadian.(red)
Komentar