Transtimur.com– Pembangunan jalan terminal pasar inpres bastiong, Kecamatan Ternate Selatan, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara, belum bisa dibangun tahun 2021.
Pasalnya, anggaran pembangunan jalan tersebut belum masuk dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Ternate.
Kapala Dinas PUPR, Kota Ternate, Risval Try Budiarto saat di konfirmasi wartawan transtimur.com di ruang kerjanya, Rabu (17/3/2021).
Ia mengatakan, berbicara mengenai tupoksi pembangunan jalan terminal pasar inspres bastiong sudah pernah dianggarkan di APBD 2020 lalu, hanya karena bertepatan dengan refucing anggaran besar-besaran untuk Covid-19 sehingga sejumlah item pekerjaan dihapus salah satunya anggaran perbaikan jalan di terminal pasar inpres bastiong.
“Terkait dengan kegiatan memang sudah pernah di anggarkan di PUPR tahun anggaran 2020, sistim kegiatanya akan dibuat sama dengan terminal Gamalama yaitu rijek beton hanya karena terjadi refucusing anggaran besar-besaran sehingga dari beberapa item kegiatan harus dihapus termaksud salah satunya perbaikan jalan diterminal bastiong dan pengalihannya ke penanganan kesehatan terkait dengan dampak Covid-19,”jelas Risval.
Lanjut Risval, anggaran perbaikan jalan tersebut juga belum termuat dalam DPA PUPR Kota Ternate. Kata dia, kalau misalnya, ada anggaran yang sudah disetujui oleh Tim anggaran pemerintah Daerah (TAPD) dan Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kota Ternate maka pihaknya siap melaksanakan pekerjaan.
“Terkait penanganan perbaikan jalan terminal pasar inpres bastiong membutuhkan anggaran kurang lebih Rp3- 4 milyar,”ungkap Risval.
Menurutnya, Kondisi jalan di terminal pasar bastiong yang cukup parah maka pihkanya menyarankan agar kedepan kalau dibangun menggunakan aspal yang bertahan 2 Tahun menjadi 7 Tahun. Sebab, pengaruh kategori tanah yang lembab. maka dari itu, solusi satu-satunya harus mengganti jenis kontruksi memakai rijek beton,tukasnya.
Menurut Risval, perbaikan jalan pasar bastiong bisa dilakukan setelah anggarannya sudah dimasukan dalam DPA, memang investasinya mahal tetapi disisi lain pemeliharaanya pasti ringan dan menguntungkan dalam skala jangka panjang untuk pemerintah kota (Pemkot) agar tidak dilakukan berulang ulang,tutup Risval.(Abril)
Komentar