TRANSTIMUR.COM—Dinas Ketahanan Pangan, Kabupaten Kepulauan Sula, berhasil menyalurkan bantuan untuk pengembangan pangan lokal. Bantuan tersebut berupa peralatan penunjang yang dinerikan kepada 5 kelompk masayarakat dengan anggaran sebesar Rp 470 juta yang bersumber dari APBD 2020.
Lima kelompk yang dibentuk itu terdapat dua kelompok di Desa Mangoli, satu kelompok di Desa Waitulia, Kecamatan Mangoli Tengah dan dua kelompok di Desa Waitina, Kecamatan Mangoli Timur. Ketiga Desa ini merupakan sentral singkong di Kepulauan Sula, Provinsi Maluku Utara.
Program Dinas Ketahanan pangan ini menguras anggaran sebesar Rp470 juta, yang terdiri dari anggaran bantuan pengembangan produk pangan lokal senilai Rp 150 juta, anggaran Sistem Informasi harga pangan pokok Daerah senilai Rp 320 juta, total Rp 470 juta.
Anggaran ratusan juta ini untuk dibelanjakan dengan peralatan penunjang untuk diberikan kepada ke lima kelompok yang dibentuk di tiga desa tersebut.
“Bantuan pembuatan singkong menjadi tepung disalurkan ke liam kelompok penerima yang telah dibentuk di Desa Waitina, Desa Mangoli dan Desa Waitulia,”kata Kadis Pangan, Sitty Hawa Marasabessu, saat ditemui diruang kerjanya, Jumat (15 /1/2021).
Sitty bilang, kelompok masyarakat ini akan diajarkan cara pembuatan singkong menjadi tepung sebagai pengganti tepung terigu.
“Dari singkong itu kita buat jadi tepung moka sebagai pengganti terigu, jadi nanti ada kelompok yang hanya memproduksi tepung dan ada yang membuat kue jadi pasarnyakan jelas, jadi ada kelompok ibu-ibu di latih untuk bagaimana membuat tepung tersebut di Desa Masing-masing, jelas sitti.
“selain dari itu ada juga di Desa Bajo kecamatan Sanana Utara bantuan alat pembuatan bakso dari olahan ikan, dan juga Bantuan pelaratan kemasan pembuatan saos tomat dan cabe untuk membantu petani ketika saat anjloknya harga toman dan cabe dan akan di pasarakan ke penjual nasi goreng, bakso dan somai,”ujarnya.
“Sudah di saluarkan ke kelompok-kelompok tingal nanti pembinaan lebih lanjut untuk pengembangan mereka punya ekonomi keluarga dan nanti setiap bulan di evaluasi, dan bantauan tersebut bersiafat perlatan dari pisau sampai pada mesis kemasan dan mesin produksi, jadi untuk 2021 kami hanya membina yang ada dan insallah akan kami tambahkan lagi” tukasnya
Kapala dinas ketahanan pangan pun menambahakan, “Harga pangan di sula masi stabil, artinya hukum ekonomi di pasaran ini berlakunya begitu, ketika di saat-saat tertentu kita menekan tetapi kalau permintaan dia banyak terus suplainya sedikit ya pastinya ada kenaikan harga”tutupnya.(tex)